Makam


Bagi saya tempat paling spiritual adalah makam, bukan ruang-ruang ibadah. 'Kematian adalah nasehat terbaik' kata Nabi Muhammad. Ziarah makam bagi saya lebih memotivasi hidup daripada berdoa. 

Kebetulan kemarin hari ulang tahun saya. Hari ulang tahun adalah perayaan bahwa kita masih berjuang hidup, dan hidup memang perlu dirayakan, kalau perlu setiap hari. Setiap dari kita membawa jam hidup yang dihitung mundur hingga kematian datang.

"Selamat ulang tahun, masa hidup anda semakin berkurang, rayakanlah!"

Saat seorang teman atau keluarga kita meninggal, ada lubang besar dalam hati kita. Kematian adalah lubang gelap yang menganga, dan kita berdiri di tepinya, tidak tahu apa yang terjadi di baliknya. Bagi saya, lubang itu adalah rasa kehilangan, sesuatu yang kita miliki kemudian hilang tiba-tiba, bercampur dengan rasa kekhawatiran, apa yang terjadi dengannya setelah ia meninggal, apakah ia baik-baik saja? Kehidupan setelah kematian memberi kita harapan dan optimisme. Skenario terburuk ialah setelah kematian, kesadaran dan eksistensi kita benar-benar lenyap, menjadi nihil. Yang menyedihkan dari lenyap adalah kita kehilangan ingatan-ingatan kita, memutus semua ikatan hubungan dengan siapapun. Menjadikan kita kembali seperti bayi ,tanpa ingatan.

Barangkali kesadaran (lebih tepat ketimbang menyebut 'nyawa') adalah semacam energi yang bisa bertransformasi ke bentuk apapun dan dimensi lain. Kita adalah energi yang bersemayam dalam tubuh. Diibaratkan teori Einstein, energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Ia hanya bertransformasi. Dalam hal ini saya yakin kita tidak akan lenyap setelah kematian. Setidaknya, jika memang kita lenyap, tubuh kita kembali ke tanah, menjadi humus atau abu, kembali ke alam semesta fisik. Menyatu dengan alam bagi saya sebuah ending yang baik.

Mungkin itulah sebabnya beberapa budaya dan agama merayakan kematian sebagai awalan mencapai kehidupan yang baru, yang tidak kita ketahui, setidaknya kita ikut mengantarnya dalam suka cita. Barangkali yang perlu kita khawatirkan bukan orang yang meninggal, namun orang-orang terdekat yang ditinggalkan. Mereka masih menjalani hidup dan harus melanjutkan hidup, dengan lubang menganga, rasa kehilangan,dan kesedihan oleh kenangan. 

Maka, pemakaman adalah tempat spiritual paling sunyi dan khidmat. Ia adalah representasi gerbang kehidupan dan kematian. Ia menyimpan kenangan, rasa kehilangan, dan doa-doa. Ia adalah wujud fisik hubungan antar manusia,semua hubungan yang diwujudkan dalam batu-batu nisan. Ia adalah tempat yang dengan sendirinya mengingatkan kita akan hidup sekaligus kehidupan setelah kematian.

Kehidupan setelah kematian, bagi saya, lebih universal. Kita terbebas dari kelompok-kelompok, bangsa,ras dan agama. Mungkin, kita kembali ke bentuk kita yang sebenarnya, seperti saat kita sebelum lahir. Sebelum kita menjadi sebuah bentuk dari sekumpulan atom,DNA,protein, dan energi. Sebelum kita mewujud dalam alam semesta.





























Komentar

Postingan Populer